Oleh : Tamyis Sukses
(Owner Rumah Idaman Minimalis)
Empat tahun lalu, setelah saya melunasi semuanya, utang saya tinggal tersisa di 2 bank, yang nilainya masih lumayan, kalau ditambah dengan bunga dan denda, masih tersisa lebih dari 5 milyar.
Itu adalah sisa dari keseluruhan utang saya, yang sebelumnya ada dibeberapa bank, dibeberapa jenis utang, mulai dari kartu kredit, leasing kendaraan, KPR maupun utang modal kerja.
Dalam proses hijrah meninggalkan riba, maka beberapa utang yang mampu saya lunasi, saya tutup, diantaranya ada beberapa kartu kredit, utang KPR, utang modal kerja dan lain sebagainya.
Kartu kredit saja, jumlahnya ada puluhan, dengan limit ratusan juta rupiah, ada juga utang pembiayaan kendaraan bermotor, yang nilainya juga ratusan juta rupiah, namun setelah memahami konsep utang dengan penambahan manfaat itu riba, maka semuanya segera saya tutup.
Namun di tahun 2017 masih tersisa sekitar 5 milyar rupiah lebih, baik jumlah pokok, penambahan bunga dan denda, pada 2 bank swasta, dengan agunan 2 rumah yang saya tinggali, dan pondok Rumah Tahfidz Daarut Tamyiz
Karena di bank konvensional tidak mengenal istilah riba, maka kedua bank tersebut selalu menagih piutangnya dengan serta merta, bahkan ada bank yang belum sampai 6 bulan, sudah melelang rumah saya yang pertama.
Dengan kepasrahan saya yang hanya berharap ridho-Nya, maka rumah pertama yang dilelang bank pertama tadi tidak laku.
Dan tidak lama kemudian rumah yang kedua yang kemudian untuk rumah tahfidz juga di lelang, oleh bank yang kedua, juga tidak laku.
Tahun berikutnya, rumah yang pertama tadi di lelang yang kedua kalinya, tidak laku lagi, tidak lama kemudian rumah yang kedua juga dilelang bang kedua, juga tidak laku.
Bahkan rumah yang kedua tadi, sudah sampai tahapan di lelang yang ketiga kalinya, oleh bank kedua, namun lelang yang ketiga juga tidak laku, sebelum akhirnya Allah memberikan rizqi untuk melunasi pokoknya saja.
Namun sebelum saya melunasi rumah yang kedua, rumah yang pertama tadi dikunjungi petugas bank, untuk menawarkan pelunasan dengan hanya membayar sebagian pokok saja, karena tawaran yang diberikan oleh bank pertama tadi sangat menarik dan ringan, dan saya juga sudah mempunyai sejumlah uang untuk melunasinya, maka rumah pertama tadi saya bayar, untuk pelunasan di bank pertama tersebut, selesai dan lunaslah rumah pertama.
Namun rumah kedua yang ada di bank kedua, masih belum aman, hutang yang nilainya hanya sekitar 2 miliar koma sekian saja membengkak menjadi hampir empat miliar.
Akhirnya bank kedua memberi penawaran dengan opsi-opsi yang sepertinya meringankan, boleh dibayar sebagian saja, maupun diminta untuk menambah agunan lainnya.
Bilamana saya mempunyai sedikit uang, bisa disetorkan ke bank kedua sebagai angsuran pokok dan akan mengurangi sisa utang pokok di bank kedua.
Demikian bank kedua memberikan opsi dan penawaran, namun belum selesai opsi tersebut, bank kedua tadi sudah melaksanakan lelang yang ketiga kalinya, dengan nilai yang sangat rendah, hanya diatasnya sedikit dari nilai utang saya.
Disaat lelang yang ketiga tadi, maka saya menggugat bank kedua tadi di pengadilan negeri, karena saya merasa bank kedua tadi tidak sesuai dengan komitmen, yang akan memberikan opsi pembayaran sebagian seperti yang dijanjikan sebelumnya.
Namun demikian, saya masih selalu rutin setiap bulan membayar kewajiban saya ke bank, karena bagi saya utang itu tanggung-jawab dan kewajiban saya, walau bank kedua tersebut selalu tidak mendebetnya, saya tidak masalah.
Dengan berjalannya waktu, sidang berjalan seperti normalnya orang berperkara, dan lelang yang ketiga juga berjalan sebagaimana pelaksanaan lelang, dengan nilai yang sangat rendah sekali, tidak laku.
Namun diakhir tahun 2019 atau setelah tiga tahun utang saya dibank kedua tadi, saya mencoba berdamai dan bernegosiasi, untuk menyelesaikannya.
Negosiasi yang saya tawarkan di respon baik oleh bank kedua, dan saya bisa membayar pokoknya saja, seperti hitungan saya, maka saya lunasi sisa utang di bank yang kedua tadi.
Maka, memasuki tahun 2020 lalu, selesailah utang-utang miliaran saya, yang sebelumnya sangat mengganggu pikiran, mempengaruhi pekerjaan dan konsentrasi saat beribadah.
Utang riba, kita terhina disiang hari, dan resah dimalam hari.
Alhamdulillah, dengan kemurahan Allah SWT, utang milyaran lunas, dengan tanpa menjual agunan di bank.
Allah Maha baik, Allah Maha Pemurah, Allah Maha kaya, Allah Maha kasih, dan Allah mengasihi siapapun hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
Semoga kisah saya ini, bisa menginspirasi teman-teman yang berkeinginan kuat untuk hijrah, meninggalkan riba, menghindari pinjaman riba, baik di bank maupun di rentenir lainnya.
Saya tidak merasa menjadi korban akibat riba, namun saya merasa bahwa utang tersebut mengandung riba, oleh akibat kebodohan saya sebelumnya, yang memang fakir akan ilmu, sebelum mendapat pencerahan dan pemahaman riba dari para guru, dan oleh support dari teman-teman lainnya.
Mari, teman-teman semuanya, yang masih mempunyai utang riba, baik di bank maupun di rentenir lainnya, kita tingkatkan iman, dan kita tingkatkan imune.
Juga kita tingkatkan ekstrim radikal ikhtiar, kita usaha agar segera lunas utang-utang riba kita dengan cara:
-
Kita mendatangkan pelanggan lebih banyak, lebih sering, lebih loyal, dengan cara yang mudah dan dengan beaya yang rendah.
-
Kita mendatangkan pelanggan yang mau dan sudi untuk membayar di muka atau (tunai).
-
Kita mendatangkan pelanggan untuk membeli lagi (repeat order), lebih sering dan lebih banyak.
-
Kita mencari pelanggan yang mau membantu memasarkan dagangan kita dengan sukarela, dan dengan senang hati.
-
Kita menjual dagangan kita dengan cara ekstrim mudah dan ekstrim lancar.
-
Buat dagangan kita, terjual di manapun, kapanpun, kepada siapapun dengan harga berapapun yang kita tawarkan.
-
Buat pelanggan kita mau dan menyetujui syarat dan ketentuan yang kita tetapkan.
-
Buat pelanggan kita selalu senang dengan penawaran kita dan selalu membeli produk kita
-
Buat pelanggan kita selalu delight (bahagia), dengan kejutan yang kita berikan, yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya.
-
Buat pelanggan kita, selalu membeli produk kita, dengan senang hati.
-
Buat pelanggan kita puas, dan dengan suka cita mau menceritakannya kepada orang lain di komunitasnya.
-
Utang kita lunas, kita bebas utang dan kitapun bahagia.
Rumah Terjangkau Minimalis Modern Cantik 2 Lantai Gunung Anyar Emas Surabaya
Telp/WA : 08133-2000-720
Kantor Pemasaran :
Jl. Kedung Asem 18A, Surabaya 60298