Motivator bilang; kaya atau miskin itu bukan takdir, namun pilihan
Anda terlahir miskin, itu taqdir, namun Anda memilih hidup miskin itu pilihan.
Semua orang kaya, asalnya miskin. Kecuali mereka yang memang keturunan keluarga kaya, dan dilahirkan di lingkungan keluarga kaya.
Awalnya mereka juga hidup susah, miskin dan bekerja untuk mencari uang. Baik bekerja berjualan jajan keliling, maupun bekerja sebagai kuli bangunan ke orang lain, atau bahkan bekerja menjadi pegawai perusahaan atau profesional.
Yang membuat mereka akhirnya menjadi kaya adalah mereka berkomitmen untuk menggunakan arus uang kaya, bermental kaya.
Tentu semua itu atas kehendak dan ridho Allah.
Mereka mendapat uang dari hasil bekerja atau hasil dari bisnisnya. Namun hanya sebagian dari uang itu yang dimakan dan dipakai untuk kebutuhan hidup.
Selebihnya di investasikan atau diputar dalam bisnis.
Orang yang bermental kaya, hanya mempergunakan penghasilannya 60% yang dipakai untuk biaya hidup, 10% nya untuk sedekah, 10% lagi untuk di tabung, dan selebihnya sebesar 20% untuk investasi.
Sebagian hasil dari investasi menjadi aset yang menghasilkan uang. Ditambah dari hasil pekerjaan, yang hasilnya sebesar 20% di belikan aset yang lainnya lagi.
Dan hasilnya dibelikan aset lagi, hasil aset tadi di gulung untuk dibelikan aset lagi, hasilnya dibelikan aset lagi yang lebih besar
Mereka rela menunda kenyamanan hidup, karena rela keluar dari zona nyaman.
Sebenarnya ada uang banyak yang bisa untuk hidup secara nyaman, akan tetapi tidak dimanfaatkannya.
Suatu saat, hasilnya dari investasi membeli aset tadi, sudah lebih besar dari hasil pekerjaannya, maka mereka sudah bisa berhenti bekerja, kalau mereka mau.
Namun kebanyakan mereka selalu bekerja terus, tetapi sifatnya sudah bukan mencari uang, melainkan untuk membangun aset.
Mereka sudah bisa survive hidup, dengan pasive incame, atau bahkan dengan masif incame, yang demikianlah yang bisa disebut orang kaya.
Dan dengan pola pikir dan sikap yang benar, di bidang keuangan, mereka akan terus menambah assetnya.
Mereka baru mulai menikmati hidup dengan membeli barang-barang bagus dan mewah dari hasil asetnya itu, bukan dari pekerjaannya.