Menjadi Pengusaha Yang Mulia
Untuk menjadi pengusaha yang mulia, sukses dan berkah, serta bisa memberi manfaat bagi sesama, lakukanlah:
Mendekati Alquran, membaca dan mempelajarinya.
Sebaiknya juga menghafal, dan mengajarkan, lebih-lebih jika kita mempraktekannya dengan cara mengamalkannya setiap hari.
Karena sesungguhnya untuk apa kita semua ini berbisnis?
Kita berbisnis ini sejatinya untuk mencari uang, lantas untuk apa uang kita dapatkan?
Dengan uang kita bisa memenuhi kebutuhan hidup, lantas kita bisa beribadah, dengan beribadah kita bisa mendekatkan diri pada Allah.
Mengapa kita perlu mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah, agar kita mendapatkan Sorga-Nya.
Sehingga, apapun bisnis kita, usaha kita, dimanapun juga, pencapaian akhir kita adalah mencari maunah dan ridho Allah serta menggapai sorga Allah.
Lantas mau masuk sorga lewat pintu yang mana, bersama rombongan siapa?
Dalam surat Azzumar 43: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata) atasmu, berbahagialah kamu!
Berbisnis ini jadikanlah sebagai kendaraan untuk mendapatkan ridho-Nya untuk menggapai sorgaNya Allah SWT.
Berbisnis untuk menjemput rizqi, bukan untuk mencari uang.
Karena uang hanya bagian dari rizqi Allah SWT.
Sedangkan rizqi itu luas, diantaranya:
Uang, kesehatan, waktu, anak sholeh, pasangan yang sabar, ilmu, kebahagiaan rumah tangga dan masih banyak lainnya.
Jika hukum kekekalan energi tidak dapat diciptakan dan musnahkan, maka rizqi juga tidak dapat di ciptakan dan dimusnahkan hanya saja bisa berubah bentuknya, dan tempatnya.
Jika rizqi kita sudah dijamin oleh Allah, sedangkang akhirat kita, sorga kita belum dijamin, mengapa kita masih khawatir dengan rizqi kita?
Yang perlu kita khawatirkan adalah sesuatu yang belum dijamin Allah, yakni akhirat kita.
Sedangkan rizqi sudah di jamin, namun kita juga harus yaqin untuk itu.
Seringnya kita percaya, namun tidak yaqin / tidak beriman.
Kapan kita terakhir meminta kepada Allah?